Pimpian : Rahmat Sunandar
Desa Mekarmukti Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut
Dari sekian banyak seni tradisional yang masih hidup dalam masyarakat Jawa Barat, semuanya memiliki makna dan fungsi yang berarti bagi masyarakat. Salah satu jenis seni tradisional yang masih eksis tersebut adalah seni tradisional Bangreng ini berkaiatan erat dengan kegiatan-kegiatan ritual khususnya dalam kehidupan masyarakat agraris. Seni Bangreng ini merupakan bentuk seni rakyat yang memiliki nilai religi yang cukup tinggi bagi masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu saat ini seni Bangreng masih tetap ada maupun tampil di dalam kehidupan masyarakat, bahkan masih dianggap atau dijadikan simbol religi dalam upacara ritual desa walaupun masih ada juga masyarakat yang kurang begitu mempercayai terhadap makna dan religi tersebut.
Kata bangreng berasal dari dua suku kata “bang“ dan “reng“ yang masing-masing merupakan akronim dari kata terbang dan ronggeng. Terbang adalah alat bunyi-bunyian yang terbuat dari kayu dengan muka bulat yang berkulit, seperti rebna. Ronggeng adalah juru kawih merangkap penari wanita dalamm ketuk tilu dengan tarian dan nyanyiannya melayani tarian pria yang menghadapinya.
Dari berbagai definisi di atas dapat diambil pemaknaan yang lebih mendalam dan fokus, bahwa seni bangreng merupakan suatu bentuk kesenian rakyat yang mempergunakan terbang serta waditra lainnya, dan ditambah dengan ronggeng sebagai penari sekaligus juru sekar. Pada awalnya kesenian ini lebih sering berfungsi sebagai sarana upacara ritual, tetapi perkembangan selanjutnya menuju pada fungsi seni sebgai hiburan atau tontonan.
Seni Bangreng merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang makin popular khususnya di Kabupaten Garut tepatnya di Kecamatan Cilawu, namun sayangnya hingga saat ini belum ada keterangan yang jelas mengenai kapan dan dimana awal lahirnya seni bangreng ini.
Dari berbagai penelaahan maka seni bangreng mempunyai beberapa fungsi di antaranya fungsi ritual, hiburan, pendidikan, dan fungsi ekonomis. Secara umum, kebanyakan seni-seni yang tumbuh di daerah yang bermasyarakatkan petani atau daerah agraris lebih cen-derung difungsikan sebgai saran ritual upacara keagamaan terutama dalam hubungannya dengan kesuburan bagi lahan pertanian dan keberhasilan panen. Demikian pula yang terjadi pada seni Bangreng yang tumbuh dan berkembang di daerah agraris.
Fungsi lain dari Seni Bangreng ini adalah sebagai hiburan dipertunjukan seni bangreng pada acara ruwatan terlihat pada tahapan pertunjukan yang diperuntukan bagi masyarakat dengan jalan meminta lagu kesukaan dan menari dengan ronggeng pilihannya. Pada tahap ini penonton dipersilahkan berjoget (menari) sepuas-puasnya.
Upaya melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan acara ruwatan secara eksplisit menunjukan adanya keinginan dari generasi tua untuk mewariskan seni budaya tradisional ada generasi penerusnya. Selain upaya pewarisan nilai dan norma budaya pada generasi muda, Seni Bangreng ini memberi didikan untuk hidup bergotong royong dalam membangun ma-syarakat. Proses internalisasi nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda melanjutkan proses yang sama pada periode berikutnya, merupakan usaha pendidikan yang paling berharga.