Artikel Blog

CERITA AIR KAMPUNG DUKUH

Tempat dan Tanggal Laporan Karya Budaya

Tempat: Kp. Dukuh, Desa Ciroyom, Kec. Cikelet, Kab. Garut            

Tanggal:  17  September  2013

Sejarah Singkat Karya budaya

Ketika Syeh Abdul Jalil telah berhenti sebagai penghulu , beliau  pergi ke tanah Suci,  sekembali  dari tanah suci ke Nusa Jawa  Beliau  membawa tanah dan air dari tanah Suci. Sesampai di nusa jawa Syeh Abdul Jalil sudah mencari tempat yang layak utnuk menetap, sambil terus membawa air dan tanah dri tanah suci tersebut.

Dalam pengembaraannnya mencari tempat yang sesui, Syeh Abdul Jalil istirahat di batu wangi kurang lebih 15 tahun lalu pergi lagi ke kampung tonjung desa pameungpeuk disana lamanya 1.5 tahun sambil berdzikir ya Allah dimana untuk tempat untuknya menetap.

Setelah ditemukan tempat yang sesuai  maka air dan tanah tersebut disatukan dengan Air tempat tersebut yaitu kampung dukuh. Oleh sebaba itu Air Kampung dukuh  adalah  air yang asalnya di bawa oleh tuan Syeh Abdul Jalil dari tanah suci/arab. Maka menurut kepercayaan masyarakat kampung dukuh bahwa  Air kampung dukuh itu adalah air tanah suci/arab.

Kategori Karya budaya

tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda, termasuk cerita rakyat, naskah kuno, permainan tradisional

Deskripsi Singkat Karya budaya yang dilaporkan saat ini

Air Kampung Dukuh  dipercaya sebagai air yang barokah, Sudah menjadi tradisi secara turun temurun bahwa di Kampung Dukuh  setiap malam tanggal 14 maulud selalu di adakan ritual mandi barokah, banyak tamu yang berkunjung dari luar kota kabupaten ikut melaksanakan mandi barokah dengan Air Kampung Dukuh  yang bertempat di jamban umum, di mulai dari jam 8 malam sampai jam 4 subuh, orang berdesakan giliran mandi bersama dengan tujuan memohon barokah dari air tersebut. Selain dipakai mandi air tersebut dipercaya dapat  mengobati orang yang sakit.

Pada tanggal  14 mulud Air Kampung Dukuh  dapat di pindahkan/ditanam ke lokasi lain, dengan cara air tersebut di masukan dalam bambu/kele lalu di tanamkan di mata air di tempat lain  yang tadinya kurang berair,  lalu kele/bambu yang diisi air itu di tanam, jika nanti bambu yang ditanam  tumbuh, maka air dari mata air tersebut akan akan berubah membesar.

Hal ini  dipercaya dan sering terbukti dengan adanya beberapa  kejadian yang nyata , tentu saja semuanya atas  izin Allah SWT. Demikian cerita singkat tentang air Kampung Dukuh 

Kondisi Karya budaya Saat ini

Masih bertahan

Upaya Pelestarian/Promosi Karya budaya selama ini

Promosi langsung, promosi lisan (mulut ke mulut)

Menurut guru/maestro, komunitas atau perseorangan pemangku karya budaya, bagaimana cara-cara terbaik (Best Practices) untuk melestarikan dan mengembangkan karya budaya yang bersangkutan?

Agar keberadaan “ AIR KAMPUNG DUKUH” tetap dilestarikan/dipertahankan  di Kampung Keramat Dukuh dengan tetap memelihara ekosistem serta melestarikan tanaman keras ditempat tersebut.