Artikel Blog

GUGUNDUKAN

Tempat dan Tanggal Laporan Karya Budaya

Tempat: Desa Cijambe, Kec. Cikelet

Tanggal:   21  September  2013

Sejarah Singkat Karya budaya

Aliran sungai Cipasarangan yang memisahkan wilayah Desa Cikelet dan Cijambe, sangat besar fungsi dan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Aliran sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi sawah dan kolam, menjadi tempat mandi, cuci, dan kakus umum, serta penghidupan. Tofografinya yang berbatu, memungkinkan ikan-ikan betah hidup dan berkembangbiak di sungai ini, maka masyarakat pun memanfaatkan keberadaan ikan-ikan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Banyak teknik yang dilakukan oleh masyarakat untuk menangkap ikan di sungai ini, mulai dari menjala, memancing, marak, nyimbut, ngulambu, ngereng, termasuk tehnik gugundukan yang masih dipergunakan masyarakat Desa Cijambe. Teknik yang cukup unik untuk menangkap ikan, yakni teknik yang disebut dengan istilah gugundukan. Teknik ini diciptakan masyarakat, memanfaatkan banyaknya batu besar dan kecil di sepanjang aliran sungai. Masyarakat di sepanjang sungai ini memang pantang atau tidak pernah mengambil batu-batu itu dalam jumlah besar.  

Untuk membuat gugundukan, masyarakat menumpuk sejumlah batu di aliran sungai yang tidak terlalu dalam. Tumpukan batu itu menjadi semacam rumah untuk tempat tinggal ikan, udang, dll. Dalam Bahasa Sunda, proses menumpuk batu itu disebut ngagundukkeun. Dari sanalah muncul istilah gugundukan.

Dalam pengetahuan masyarakat, tumpukan batu tersebut akan menghasilkan rongga-rongga di dalamnya, yang sangat disukai ikan untuk dijadikan tempat tinggal. Untuk memastikan ikan-ikan masuk dan tinggal di gugundukan atau tumpukan batu tersebut, biasanya tumpukan batu itu dibiarkan selama beberapa hari, sebelum akhirnya dibongkar untuk diambil ikannya.

Demikianlah istilah gugundukan ini digunakan sebagai nama kebiasaan masyarakat untuk menangkap ikan di sungai.

Kategori Karya budaya

pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan  semesta, termasuk pengetahuan tradisional, kearifan lokal, pengobatan tradisional

Deskripsi Singkat Karya budaya yang dilaporkan saat ini

Kebiasaan masyarakat Cijambe untuk mencari ikan di sungai dengan teknik gugundukan saat ini sudah semakin berkurang, hal ini seiring dengan perkembangan jaman dan kondisi lingkungan sungai. Seperti adanya pencemaran lingkungan yang mengakibatkan jumlah populasi ikan yang semakin berkurang. Sementara itu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari masyarakat banyak yang beralih ke sektor lain seperti menjadi karyawan pabrik, tukang ojek dan buruh kasar di kota-kota besar. Teknik ini sekarang lebih banyak dijadikan sarana bermain anak-anak di lingkungan tersebut.

Kondisi Karya budaya Saat ini

Masih bertahan

Upaya Pelestarian/Promosi Karya budaya selama ini

Promosi langsung, promosi lisan (mulut ke mulut)

Menurut guru/maestro, komunitas atau perseorangan pemangku karya budaya, bagaimana cara-cara terbaik (Best Practices) untuk melestarikan dan mengembangkan karya budaya yang bersangkutan?

Menjaga kestabilan ekosistem sungai dan laut, yang menjadi tempat tinggal dan berkembangbiaknya ikan-ikan impun. Jika sungai dan lautnya tidak terjaga dan rusak, ikan-ikan impun akan sulit didapat, bahkan bisa jadi musnah sama sekali. Dipromosikan secara aktif oleh Pemda sebagai warisan budaya dan diberi subsidi atau dana pembinaan