Artikel Blog

Hadro

Pimpinan : Drs. Cecep. SR.
Desa Bojong  Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut
 

Sebagaimana didaerah lainnya yang pernah memiliki pengaruh kuat  penyebaran agama Islam dan betahan hingga kini, dan terjadi juga seni Hadro , begitu pula seni Hadro yang ada di Kabupaten Garut, karena pada hakekatnya seni Hadro adalah adalah jenis kesenian berlatar belakang penyebaran agama Isalam yang merupakan perpaduan antara hasil Parsi/Arab dengan budaya setempat, dalam hal ini budaya parahyangan.

Seni Hadro yang ada di Kabupaten Garut ini pertama kali diperkenalkan Kyai Haji Sura dan Kyai Haji Achmad Sayuti yang berasal dari Kampung Tanjung Singuru Kecamatan Samarang Kabupaten Garut sekitar tahun 1917. Kehadiran Kyai Haji Sura dan Kyai Haji Achmad Sayuti tentu saja mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Bojong. Maka tidak heran apabila perkembangannya sungguh sangat menggembirakan pada waktu itu.

Sedangkan mengenai kelompok seni Hadro yang ada di Kecamatan Bungbulang ini di beri nama PANCA MUSTIKA artinya identik dengan kebesaran Kandangwesi, yang mempunyai papakem Panca Mustika atau  Lima Mustika, yaitu :

  • Ulah Ngarempug Tugu. (Jangan melanggar hukum)
  • Ulah Ngarempak Canar. (Jangan merubah keputusan bersama)
  • Ulah Ngarempak Meulah Pamali. (Jangan merasa benar sendiri)
  • Ulah Ngukut Anjing Belang. (Jangan iri hati)
  • Ulah Ngukut Ucing Belang. (Jangan mencari-cari kesalahan orang lain).

Jenis kesenian ini memiliki ciri tertentu dalam gaya dan lagunya. Gaya/laga adalah gerak geriknya yang diambil dari jurus-jurus pencak silat yang menggambarkan kepatriotan. Lagu / liriknya diambil dari sajak pujangga Islam Syech Jafar Al Barzanji.

Waditra (alat musik) yang dipergunakan untuk mengiringi seni hadro ini terdiri dari : Rebana, Tilingtit, Kempring, Kompeang, Bangsing, Tarompet dan Bajidor. Para pemainnya mengenakan busana berupa baju putih dan celana hitam yang dihiasi dengan selendang merah melilit di dada.

Seni HADRO  menggambarkan kepatriotan para  pejuang muslim dalam menentang kaum penjajah. Masyarakat  Desa Bojong sebenarnya boleh berbangga hati karena pada saat ini seni tersebut berada pada kondisi yang masih mampu bertahan dengan kemandiriannya.

Demikian sekelumit riwayat singkat kelahiran seni tradisional HADRO yang didalamnya terkandung arti dan makna hakiki dari Maha Pencipta kepada umat-Nya.