Artikel Blog

LEGENDA EYANG PASIR CALADI

Tempat dan Tanggal Laporan Karya Budaya

Tempat  : Desa Pamalayan, Kec. Cikelet, Kab.Garut

Tanggal :     22  September  2013

Sejarah Singkat Karya budaya

Dalam upaya menghilangkan pengaruh Pajajaran, Banten mengirimkan tokoh-tokoh penyebar Agama Islam ke bekas Wilayah Pajajaran atau Galuh. Di antaranya ke Pameungpeuk, daerah yang dianggap sebagai pusat kekuatan Galuh dan Pajajaran. Nama tokoh tersebut adalah Eyang Asdar, keturunan dari Sultan Banten Maulana Hasanuddin. Konon dia memperdalam Agama Islam di Cirebon, kemudian pindah ke Mataram serta berguru kepada seorang ulama. Atas perintah Sang Guru, Asdar bermukim di suatu tempat di Garut Selatan yang sekarang bernama Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, di tempat ini pengikut Beliau cukup banyak. Setelah wafat Beliau dimakamkan di suatu bukit kecil, pada saat dikuburkan di tempat tersebut terdapat seekor Caladi Kundang, sehingga beliau dijuluki Eyang Pasir Caladi Kundang.

Kategori Karya budaya

tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda, termasuk cerita rakyat, naskah kuno, permainan tradisional

Deskripsi Singkat Karya budaya yang dilaporkan saat ini

Kisah tentang Eyang Pasir Caladi sampai saat ini masih  banyak diketahui oleh masyarakat luas, khususnya masyarkat di Kampung Caladi, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet. Kisah tersebut merupakan kisah dari sebuah makam yang terletak sekitar tiga kilometer dari Pantai Santolo. Makam tersebut menurut masyarakat sekitar adalah makam dari seorang tokoh penyebar Agama Islam bernama Eyang Asdar keturunan Sultan Banten yaitu Maulana Hasanuddin.      

Keberadaan makam Eyang Asdar/Eyang Pasir Caladi dan kisah Beliau sampai saat ini masih bertahan dan diketahui oleh banyak orang.

Kondisi Karya budaya Saat ini

Masih bertahan

Upaya Pelestarian/Promosi Karya budaya selama ini

Belum ada upaya untuk pelestarian/promosi karya budaya ybs

Menurut guru/maestro, komunitas atau perseorangan pemangku karya budaya, bagaimana cara-cara terbaik (Best Practices) untuk melestarikan dan mengembangkan karya budaya yang bersangkutan?

Kisah Eyang Caladi pasir agar didokumentasikan jadi buku