Artikel Blog

Makam Keramat Godog

NAMA OBYEK               : Makam Keramat Godog

JENIS OBYEK                 : Wisata Budaya

LOKASI                           : 

  • Alamat                        : Kmp. Godog
  • Desa/Kecamatan         : Lebak Agung
  • Kecamatan                  : Karangpawitan
  • Kabupaten                   : Garut
  • Jarak dari ibu kota      : 14 Km

KONDISI OBYEK

  • Luas Lokasi                : 1,5 Ha
  • Aksesibilitas               : Kompleks makam ini dapat ditempuh melalui angkutan

kota trayek Terminal Guntur–Sukawening atau angkutan kota Terminal Guntur–Karangpawitan sampai ke jalan akses kompleks . Perjalanan ke kompleks makam Keramat Godog dapat juga  dicapai dengan ojeg dari terminal Guntur. Jalan akses tersebut berjarak kurang lebih 4 km, dan dilanjutkan dengan  footpath berupa tangga yang memiliki 53 buah anak tangga.

  • Prasarana                     : Tersedianya aksesibilitas menuju ke lokasi obyek
  • Sarana yang ada          : Fasilitas wisata yang terdapat di kompleks ini antara lain:
  • 14 buah kios, 10 buah terletak di zona fasilitas dan 4 buah di area makam;
  • Tempat parkir di zona fasilitas yang memiliki daya tampung 15 bus atau 30 mobil dengan permukaan dilapisi semen;
  • 2 toilet umum, 1 buah terletak di dalam area makam  dan 1 buah terdapat dalam zona fasilitas dengan kondisi cukup;
  • Fasilitas informasi yang sekaligus berfungsi sebagai pos  jaga;
  • 1 buah  shelter yang disebut sebagai pesanggrahan yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan dengan kondisi  baik;
  • buah tempat ibadah, fasilitas ibadah tersebut digunakan pengunjung untuk menginap yang dipisah menurut jenis kelamin.
  • Operasional     : Operasional

PROFIL DAN POTENSI OBYEK

Makam Keramat Godog merupakan obyek wisata budaya  peninggalan sejarah yang terletak di  Desa Lebak Agung, dengan luas sekitar 1,5 Ha. Jarak obyek wisata ini ke ibukota kecamatan sejauh 5 km, ke ibukota kabupaten sejauh 14 km, dan ke ibukota propinsi sejauh 74 km.

Secara administratif batas kompleks Makam Keramat Godog adalah sebagai berikut:

Utara                     : Desa Tanjung Sari

Barat                     : Kecamatan Garut Kota

Selatan                  : Gunung Karacak

Timur                     : Desa Suka Negla

Kompleks makam keramat ini dikelola oleh pemerintah daerah dan pengelolaan sehari-hari dilakukan oleh H. Ahmad Endang  yang bertindak sebagai  juru kunci.

Aktivitas yang dapat dilakukan di Makam Keramat Godog ini adalah ziarah yang umumnya  dilakukan pada hari besar Agama Islam, seperti pada saat hari Raya Idul Adha, hari Raya Idul Fitri dan hari besar Agama Islam lainnya.

Di dalam kompleks Makam Keramat Godog terdapat  7 buah makam. Di ruang utama terletak makam Kian Santang, sedangkan makam Sembah Dalem Serepeun Suci, makam Sembah Dalem Sareupeun Agung, makam Sembah Dalem Kholipah Agung, dan makam Santuwaan Marjaya Suci terletak di ruangan lain. Makam lainnya yang berada di kompleks ini adalah makam Syekh Dora dan makam Sembah Pager Jaya yang terletak di ruang terbuka terpisah dari makam-makam di atas.

Kompleks makam Keramat  Godog memiliki cerita  yang terkait dengan Prabu Kian Santang atau Syekh Sunan Rohmat. Prabu Kian Santang bersama dengan 2 saudaranya, yaitu Dewi Rara Santang dan Walang Sungsang merupakan putra Prabu Siliwangi. Prabu Kian Santang lahir pada tahun 1315 Masehi di Pajajaran yang sekarang Bogor. Pada usia 22 tahun Kian Santang diangkat menjadi Dalem Bogor ke II. Dari kecil sampai sampai usia 33 tahun, di sejagat pulau Jawa belum ada yang menandingi kegagahan dan kesaktian Prabu Kian Santang. Karena merasa tidak memiliki lawan yang sepadan, Prabu Kian Santang meninggalkan Kerajaan Pajajaran menuju tanah Mekah untuk bertanding dengan Sayidina Ali. Di tanah Mekah mereka pun kemudian bertanding, dan ternyata Prabu Kian Santang dapat dikalahkan. Setelah menyerah kalah Kian Santang berganti nama menjadi Galantrang Setra dan kemudian masuk Islam.

Setelah itu Kiansantang pun pulang ke tanah Pajajaran untuk menengok ayah dan saudara-saudaranya. Berhubung Prabu Kian Santang belum bisa menyebarkan agama Islam dengan sempurna karena belum menguasai ajaran Islam dengan baik beliau kembali ke kota Mekah. Pada tahun 1362 masehi Prabu Kian Santang kembali ke tanah Jawa dan kemudian menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa.

LATAR  BELAKANG

Dalam rangka revitalisasi melalui kegiatan penggalian, pelestarian dan pengembangan serta pemberdayaan aspek-aspek budaya yang adan untuk diberdayakan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan Makam Keramat Godog dapat berjalan lebih terarah dan berkesinambungan. Meski demikian perkembangan Makam Keramat Godog masih menghadapi berbagai hambatan di antaranya :

  • Anggaran untuk Makam Keramat Godog yang masih terbatas
  • Untuk pembangunan prasarana dan sarana Makam Keramat Godog diperlukan modal besar. Modal swasta hanya berperan sebagai pelengkap. Pembangunan prasarana dan sarana yang membutuhkan dana besar diharapkan dilakukan oleh pemerintah.
  • Tenaga terampil dan ahli kurang
  • Dalam pengembangan Makam keramat Godog tenaga terampil dan ahli masih kurang.
  • Partisipasi masyarakat
  • Masih kurangnya partisipasi memasyarakat dalam pengembangan pariwisata hal ini dapat dilihat dari kurangnya kesadaran masyarakat dan pemahamam tentang sadar wisata serta manfaat yang dapat diperoleh

TUJUAN

  1. Menyediakan lokasi bagi pengembangan rekreasi dan wisata alam
  2. Tersedianya sarana prasarana wisata yang memadai
  3. Mendorong permbangunan pedesaan di sekitar lokasi obyek
  4. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui penciptaan lapangan kerja dan perluasan berusaha bagi masyarakat sekitarnya
  5. Meningkatkan kunjungan wisatawan dalam upaya menunjang Peningkatan PAD Kabupaten Garut

KESIAPAN

  1. Kerangka Acuan Kerja : Ada
  2. Studi Pengembangan   : Ada
  3. Site Plan                        : Ada
  4. AMDAL                       : Ada
  5. Study Kelayakan           : Belum Ada

USULAN BANTUAN TEKNIK

  • HIBAH (Grant)

BANTUAN TEKNIK DIPERUNTUKAN

  • Pemberdayaan Masyarakat melalui usaha penyuluhan dan pembinaan agar masyarakat sadar wisata dan sekaligus meningkatkan kulitas kegiatan pariwisata dan kebudayaan.

Pembangunan sarana prasarana dan fasilitas penunjang obyek wisata