Artikel Blog

Pawang Ular

Tempat dan Tanggal Laporan Karya Budaya

Tempat  : Desa Sukalaksana, Kec. Talegong, Kab.Garut

Tanggal :         September  2013
Sejarah Singkat Karya budaya 

Pawang adalah sebutan untuk orang yang memiliki kemampuan menaklukan binatang yang berbahaya. Kata pawang biasanya diikuti nama hewan atau binatang yang menjadi spesialisasai seorang pawang, misalnya pawang harimau, pawang buaya, pawang ular, dan sebagainya. Seorang pawang selain memiliki keberanian, juga harus menjalankan ritual tertentu, misalnya berpuasa selama yang diperintahkan guru dan membaca mantra-mantra tertentu. Mantra-mantra untuk menaklukan setiap binatang  berbeda-beda. Selama menjadi pawang harus menghindari pantrangan tertentu, kalau dilanggar kemampuannya akan hilang. Salahsatu pantrangan yang dihindari oleh seoranng pawang ular adalah tidak boleh membunuh ular, setelah ditangkap karena masuk perkampungan, umpamanya harus dilepaskan lagi di hutan yang jauh dari perkampungan.
Kategori Karya budaya 

tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana  warisan budaya tak benda, termasuk cerita rakyat, naskah kuno, permainan tradisional

pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, termasuk pengetahuan tradisional, kearifan lokal, pengobatan tradisional
Deskripsi Singkat Karya budaya yang dilaporkan saat ini

Ilmu pawang ular banyak macamnya. Ada yang ilmiah, ada yang perpaduan ilmiah dan mistik, dan ada yang full mistik. Sarat untuk menjadi seorang pawang harus  memiliki keberanian, ketekunan, kesenangan dan pengetahuan tentang hewan yang akan dipawangi serta harus siap menjalankan ritual baik sebelum menjadi pawang maupun selama menjadi pawang. Mantra yang harus diabaca oleh seorang pawang ular bermacam-macam, tiap suku bangsa berbeda, bahkan berlandaskan agama yang dipeluknya.  Untuk yang beragama Islam jangan sesekali meninggalkan salat lima waktu. Selesai solat harus membaca wirid sebanyak yang telah ditentukan. Di antaranya Laqad jaa-akum…. 7 x dan niat ingsun …. 1 x). Wirid yang harus dibaca “ Laqad jaa-akum, rasulum ming angfusikum, ‘aziizun ‘alaima. ‘anit-tum, hariisum, ‘alaikum bil mukminiina raaufur rahim. Fain tawal-lau, fakul hasbiyallahu, laa ilaha ila huwa, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa, rabbul ‘arsyil ‘azhiim”. (7 x) (di nukil dari Ayat terakhir surat at-taubah). Disambung dengan bacaan “Niat ingsun amek banyu wales teken wesine bagindo ali. Wa ‘allifun la yamud syaiun illa bi-idznillah. Kaf. Ha. Ya. Ain. Sin. Kof” (1 x). Calon pawang ular juga harus berpuasa selama 40 hari dan dalam membaca wiridnya harus dibimbing oleh guru spiritual. Pantrangan yang tidak boleh dilanggar adalah membunuh ular. Kalau dilanggar ilmunya akan luntur dan sangat sukar untuk menguasainya kembali.
Kondisi Karya budaya Saat ini

Masih bertahan
Upaya Pelestarian/Promosi Karya budaya selama ini 

Belum ada upaya untuk pelestarian/promosi karya budaya ybs
Menurut guru/maestro, komunitas atau perseorangan pemangku karya budaya,   bagaimana cara-cara terbaik (Best Practices) untuk melestarikan dan mengembangkan karya budaya yang bersangkutan? 

Pawang ular tidak boleh dicap negatif, seorang pawang ular tidak menangkap ular untuk dibunuh atau diperjualbelikan. Pawang ular justru diperlukan untuk menjaga keseimbangan alam atau keseimbangan ekosistem