Tempat dan Tanggal Laporan Karya Budaya
Tempat : Desa Mekarmukti, Kec. Talegong, Kab.Garut
Tanggal : September 2013
Sejarah Singkat Karya budaya
Menurut Edwin Juriens (2006) music dan lagu pop Sunda dibidaniu seniman Bandung yang bergabung di Grup Nada Kencana taun 1950-an. Dipimpin oleh Muhammad Yassin, para seniman ini mengkombinasikan (ngadumaniskeun) lirik-lirik Sunda dengan instrument-intrumen music pop Barat. Dari sini music popo Sunda kemudian diperkenalkan pada masyarakat dan ternyata digemaeri. Setelah era M. Yassin, yang mencipta dan mengarasement musik dan lagu pop Sunda adalah Djuhari, kemudian Mang Koko (Koko Koswara), salahseorang muridnya adalah Nano S.
Kategori Karya budaya
seni pertunjukan, termasuk seni visual, seni teater, seni suara, seni tari, seni musik, film;
Deskripsi Singkat Karya budaya yang dilaporkan saat ini
Pop Sunda merupakan representative dari kreatifitas seniman Sunda dalam memadukan lirik lagu Sunda dengan instrument musik pop Barat; gitar, drum, piano dan sebagainya. Meski demikian, dalam arasement musiknya tidak meninggalkan instrument musik Sunda, seperti suling, kendang, dan sebagainya, termasuk calung yang dipopulerkan oleh Darso. Pop Sunda mulai memperkaya khzanah musik etnis sejak tahun 1950-an. Kala itu seniman yang bergabung di grup Nada Kencana mencoba mengkolaborasi lirik Sunda dengan instrumen music pop Barat. Musisinya waktu itu di antaranya Muhamad Yassin. Generasi berikutnya Djauhari, Mang Koko (Koko Koswara), dan Nano S.
Kondisi Karya budaya Saat ini
Sedang Berkembang
Upaya Pelestarian/Promosi Karya budaya selama ini
Promosi langsung, promosi lisan (mulut ke mulut)
Pertunjukan seni, pameran, peragaan/ demonstrasi
Internet
Menurut guru/maestro, komunitas atau perseorangan pemangku karya budaya, bagaimana cara-cara terbaik (Best Practices) untuk melestarikan dan mengembangkan karya budaya yang bersangkutan?
Meski pop Sunda masih tetap digemari, tetapi seniman harus terus-menerus berinovasi, terutama dalam arasement musik, lagu, dan liriknya.