Artikel Blog

SHOLAWATAN (TERBANGAN) CIELA

Pimpinan : Ihak
 Desa Ciela Kecamatan Bayongbong 
Kabupaten Garut
 

Pada jaman dulu, kesenian Sholawatan (Terbangan)  sebenarnya banyak dijumpai di beberapa tempat di Priangan. Namun seiring dengan berkembangnya jaman, kesenian ini semakin sulit ditemukan karena tersisihkan oleh jenis-jenis  kesenian atau hiburan yang lebih modern. Alhasil sedikit saja kelompok masyarakat yang masih memelihara Kesenian Terbangan (Sholawatan) sebagai hiburan saat ini. Namun demikian, kesenian ini masih dijumpai di beberapa Kabupaten di Priangan Timur seperti Garut dan Tasikmalaya.

Salah satu kelompok masyarakat di Kabupaten Garut yang masih memelihara kesenian ini adalah masyarakat Desa Ciela Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Kesenian ini masih dipergunakan oleh masyarakat Desa Ciela yaitu sebagai salah satu bagian daripada  Upacara Tradisional Siraman Jimat “Cikahuripan Jaya” yang dilaksanakan setiap Bulan Muharam  (1 Hijriah/Hari Besar Agama Islam/Tahun Baru Islam) kesenian sejenis semacam tagonian atau zamzami yang menggunakan alat musik rebana (terebang). Bedanya, jika kesenian tagonian lebih mengutamakan lagu-lagu kasidahan sementara Terbangan (Sholawatan) mengiringi Pupujian (Sholawatan) yang dibacakan dari Kitab Barjanzi. 

 Terebang  yang digunakan dalam kesenian  Sholawatan berjumlah bisa mencapai lima atau enam buah yang dibunyikan secara bersahutan dan berirama. Bunyi-bunyian ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu solawatan. 

 Adapun  perlatan yang digunakan dan jumlah personil  adalah :

  • 1 orang yang nemabuh Terbang Anak
  • 1 orang yang menabuh Terbang Panempas
  • 1 orang yang menabuh Terbang Goong
  • 1 orang yang menabuh Dogdog tilingtit
  • 1 orang yang menabuh Dogdog yang berukuran sedang
  • 1 orang peniup Terompet
  • 3 orang penyanyi (pembaca Kitab Barjanzi)

Terbang Sholawatan ini dipertunjukan pada malam hari menjelang pelaksanaan Siraman Jimat pada keesokan harinya. Dilaksanakan pada Malam Jum’at, mulai jam 20.00 WIB s.d 04.00 WIB. Seni Sholawatan dilaksanakan di tempat (Situs) dimana Pusaka-pusaka Ciela disimpan tepatnya di rumah Juru Pelihara (Kuncen).

Pada pelaksanaan Sholawatan, selain dihadiri oleh para Pemain Sholawatan sendiri, biasanya para keluarga (ahli waris) situs Ciela dan para tokoh masyarakt dan perangkat Desa Ciela juga hadir.